Segenap keluarga besar Fakultas Hukum Indonesia (FHUI) kembali kehilangan sosok guru besar yang menjadi taulatan. Kabar duka yang datang dari pakar hukum pidana dan kriminologi sekaligus mantan Dekan FHUI 1984-1990, Prof Mardjono Reksodiputro SH MA wafat pada Jumat, (21/05/2021) pukul 05.00 wib. Prof Mardjono Reksodiputro meninggal dunia dalam usia 84 tahun di RSCM Kencana, Jakarta.
Kabar duka ini telah mengejutkan seluruh Sivitas Akademika FHUI yang berduka sedalam-dalamnya atas wafatnya Prof Mardjono Reksodiputro SH MA. “Semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga besar yang ditinggalkannya diberikan keikhlasan dan kesabaran” demikian ucapan duka cita dari FHUI.
Semasa hidup Prof Mardjono dikenal sebagai Guru Besar FH UI yang tak asing di kalangan dunia hukum. Selain aktif sebagai guru/dosen Prof. Mardjono pernah berperan sebagai Ketua Program Kajian Ilmu Kepolisian pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1996—2006), Sekretaris dan Ketua Konsorsium Ilmu Hukum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990—2002). Prof. Mardjono memulai kiprahnya di dunia hukum sejak ia mendapat gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1962. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, dan mendapatkan memperoleh gelar Master of Arts pada 1967. Gelar Guru Besar Bidang Ilmu Hukum diperoleh dari Universitas Indonesia pada tahun 1992.
Sejumlah pihak merasa kehilangan atas jasa dan kontribusi Prof Mardjono Reksodiputro, khususnya dalam dunia pendidikan hukum di Indonesia. Dekan FH UI, Dr. Edmon Makarim, S.Kom., S.H., LL.M pada kata sambutan pelepasan jenazah di Mesjid At Taqwa Rawamangun menyatakan bahwa Prof Mardjono adalah senior yang telah berkontribusi besar tidak saja bagi Fakultas Hukum UI, namun juga pendidikan hukum di Tanah Air melalui Konsorsium Ilmu Hukum. “Beliau adalah tokoh hukum yang patut diteladani oleh generasi muda sekarang, seorang pembaharu bidang hukum dengan tutur kata yang selalu santun.” Sementara itu, Prof. Dr. Topo Santoso, S.H., M.H, juga memberikan kata sambutan di acara yang sama menyatakan bahwa Prof. Mardjono adalah sosok akademis hukum yang sangat humanis. “Prof. Mardjono mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap rakyat kecil yang terlibat dalam proses penegakan hukum untuk memperoleh keadilan,” ujar Prof. Topo dengan suara yang penuh haru.
Prof. Harkristuti Harkrisnowo, S.H., M.A., PhD dalam acara pengajian dan tauziah via zoom yang diselenggarakan oleh keluarga Prof Mardjono Reksodiputro pada tanggal 23 Mei 2021 menyatakan duka yang sangat mendalam atas berpulangNya Prof. Boy, panggilan akrab Prof. Mardjono. “Prof. Boy meninggalkan banyak warisan dalam bidang pengembangan pendidikan maupun profesi hukum di Tanah Air. Beliau merupakan guru dan senior yang rendah hati, terbuka, dan sangat egaliter,” ujar Prof. Harkristuti yang juga hadir dan mendampingi keluarga Prof. Boy di acara pelepasan jenazah. Sifat Prof. Mardjono yang rendah hati dan egaliter ini juga dirasakan oleh Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Irianto, M.A yang disampaikannya pada Tauziah via zoom pada tanggal 21 Mei 2021. “Dulu saya pernah diundang rapat oleh Prof. Boy di Salemba, ketika saya memberitahu beliau sudah sampai, Prof. Boy langsung turun ke lantai dasar untuk menjemput saya dan mengajak ke ruang rapat bersama. Saya sangat terkesan, beliau adalah tokoh hukum yang sangat dihormati, sedangkan saya hanya dosen muda saat itu,” ujar Prof. Sulistyowati.
Sejak jenazah Prof. Mardjono tiba di rumah duka, acara pelepasan hingga pemakaman, dengan protokol kesehatan yang ketat, ratusan pelayat hadir memberi penghormatan terakhir dan menyampaikan duka yang mendalam kepada istri dan keluarga Prof Boy. Selamat jalan Prof Mardjono Reksodiputro……., kontribusimu dalam pengembangan pendidikan dan profesi hukum akan selalu dikenang sepanjang masa.
