Klinik Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) mengikuti program pertukaran pelajar di Fakultas Undang-Undang Universiti Malaya pada tanggal 13-27 Maret 2016. Sebanyak 15 orang mahasiswa didampingi seorang dosen, Ibu Febby Mutiara Nelson, S.H., M.H, menjalani program street law kepada anak jalanan di Kuala Lumpur pada minggu pertama. Setibanya di Malaysia pada hari Minggu siang, delegasi FHUI menonton teater musikal berjudul snow white/putri salju yang diperankan oleh Kuala Lumpur Krash Pad (KLKP). KL Krashpad adalah salah satu komunitas di bawah Yayasan Chow Kit yang menangani anak jalanan selama 24 jam dan pusat singgah yang menyediakan makanan, kegiatan, terapi, manajemen kasus, dan program pendidikan untuk anak-anak jalanan di Chow Kit.
Kegiatan resmi dibuka pada senin, 14 Maret 2016 oleh Associate Prof. Norbani Binti Mohamed Nazeri dan Ibu Aisyah Binti Mohd Soberi dengan memberikan penjelasan tentang klinik hukum di Universiti Malaya. Salah satu kegiatan klinik hukum di Universiti Malaya adalah street law atau biasa dikenal dengan Community Outreach Program (COP). Saat ini COP Universiti Malaya sedang menangani anak jalanan di Chow Kit, Kuala Lumpur, Malaysia.
COP Fakultas Undang-Undang Universiti Malaya bermitra dengan Yayasan Chow Kit yang membawahi Pusat Aktiviti Kanak-Kanak (PAKK) untuk anak usia 7-12 tahun dan Kuala Lumpur Krash Pad (KLKP). Selain itu, Fakultas Undang-Undang Universiti Malaya juga bekerjasama dengan Kechara Kitchen Soup, sebuah organisasi yang mendistribusikan makanan secara gratis kepada gelandangan dengan motto “Hunger Knows No Barriers.” COP Fakultas Undang-Undang Universiti Malaya memberikan pengetahuan hukum dengan street law kepada anak-anak dan juga ikut menjadi relawan dalam mendistribusikan makanan.
Sebelum melakukan aktivitas street law terlebih dahulu mahasiswa mempersiapkan lesson plan sebagai panduan untuk mengajar pengetahuan hukum dan mengadakan gladi bersih. Delegasi FHUI melaksanakan kegiatan street law pada hari rabu 16 Maret 2016 di Pusat Aktiviti Kanak-Kanak (PAKK) dengan diasistensi oleh mahasiswa Universiti Malaya untuk menerjemahkan bahasa ke Melayu. Setelah itu delegasi FHUI mengunjungi KLKP, yang berada disebuah ruko di tengah-tengah daerah Chow Kit. KLKP mempunyai banyak aktivitas di luar homeschooling, seperti kelas memasak, kelas taekwondo, dan sebagainya. saat delegasi berkunjung para anak-anak KLKP sedang mempersiapkan pameran seni untuk esok hari. Pada malam harinya, delegasi berkunjung ke Klinik Dr. Teddy Bear, seorang dokter yang mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada gelandangan yang berada di daerah Chow Kit setiap minggunya yakni pada hari Rabu. Saat delegasi mengunjungi dokter tersebut sangat ramai dengan relawan yang membantu memeriksa kesehatan para gelandangan. Di saat yang bersamaan juga terdapat banyak relawan yang membagikan makanan kepada para gelandangan. oleh salah satu relawan, delegasi ditawarkan untuk membantu mendistribusikan makanan tersebut.
Keesokan harinya, delegasi FHUI berkunjung ke pameran seni “KL Kita Je!” yang diselenggarakan oleh yayasan Chow Kit di Galeri Seni Universiti Malaya. Seni yang dipamerkan berupa foto-foto yang diambil oleh anak-anak Kuala Lumpur Krash Pad, lukisan, dan video.
Di hari terakhir minggu pertama delegasi melakukan aktivitas street law bersama Kechara Kitchen Soup yang didahului dengan briefing. Kegiatan bersama Ketchara Kitchen Soup dilakukan di Pusat Khidmat Gelandangan Medan Tuanku, yang merupakan ruang yang disediakan oleh pemerintah dan dibina oleh tanggung jawab sosial korporasi Sinotech Modular Housing Co. Ltd. Selain kegiatan street law, Kechara juga mendistribusikan makanan, membagikan baju, dan menyediakan fasilitias kamar mandi untuk gelandangan mandi.
Di minggu kedua, delegasi melakukan berbagai kegiatan yang diorganisasi oleh ALSA Universiti Malaya, yaitu konferensi tentang Human Rights: Democracy A Matter of Aspiration and Realisation, joint seminar antara UI dan UM, symposium, dan arbitration moot practice. Terdapat 10 universitas dari 7 negara dalam acara ini, Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Pancasila mewakili Indonesia; Universiti Malaya mewakili Malaysia; Ateneo de Manila University mewakili Filipina; Thammasat University mewakili Thailand; East China University of Science And Technology mewakili China University of Dhaka dan Uttara University mewakili Bangladesh, dan mewakili Wales. Delegasi Universitas Indonesia yang dipimpin oleh Marsya Mutmainah Handayani terpilih mewakili Indonesia dalam Human Right conference: Democracy A Matter of Aspiration and Realisation dengan Pratiwi dan Lidya Corry sebagai speaker.
Program Pertukaran mahasiswa ini bersifat resiprokal, 15 mahasiswa Universiti Malaya akan datang ke Universitas Indonesia pada bulan April 2016 untuk melaksanakan kegiatan street law.