Dengan berat hati kita semua melepas kepergian seorang senior, kolega, dan sahabat tercinta, Ibu Heri Tjandrasari, yang telah meninggalkan kita semua. Beliau merupakan sosok yang penuh dengan kehangatan dan energi, yang selalu membawa kebahagiaan dan semangat dalam setiap pertemuan. Sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), beliau adalah panutan yang teladan bagi kita semua, baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ibu Heri bergabung di FHUI pada tahun 1979 sebagai asisten dosen Almarhum Prof. Selo Soemardjan. Beliau meniti karir-nya dalam dunia akademis sebagai pengajar mata kuliah Sosiologi Pengantar dan Sosiologi Indonesia. Selama bertahun-tahun, Ibu Heri telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi dunia pendidikan, khususnya di bidang studi Hukum Masyarakat dan Pembangunan (HMP), melalui riset dan karyanya yang banyak membahas isu-isu hukum dari perspektif sosiologi. Salah satu karya beliau yang berdampak bagi perkembangan hukum adalah buku “Bantuan Hukum suatu Tinjauan Sosio Yuridis,” yang ditulis untuk mengisi kelangkaan bacaan mengenai bantuan hukum dalam arti luas. Bagi masyarakat Indonesia umumnya, khususnya kalangan penegak hukum, diperlukan bahan pustaka yang tidak hanya menyajikan segi-segi teoritis belaka, akan tetapi sekaligus juga segi praktisnya. Buku ini berusaha untuk menyajikan kedua hal tersebut dalam uraian yang diusahakan sesederhana mungkin pada masanya, dan banyak menjadi pedoman bagi banyak lembaga bantuan hukum.
Di Tahun 1997 bersama dengan Almarhum Bapak Az. Nasution, S.H, beliau mengembangkan untuk pertama kali mata kuliah Hukum Pelindungan Konsumen di FHUI. Beliau menjadi Konsultan pada Direktorat Pemberdayaan Konsumen, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada 2013-2015.
Dengan ketekunan dan pengetahuannya yang mendalam, beliau tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi banyak mahasiswa dan rekan sejawat untuk selalu berpikir kritis dan bertindak dengan integritas. Beliau dikenal karena pendekatan pengajarannya yang selalu berusaha menciptakan ruang belajar yang dinamis dan interaktif. Mahasiswa-mahasiswa yang pernah belajar di bawah bimbingannya sering mengingat beliau sebagai pengajar yang hangat, penuh pengertian, dan selalu siap mendampingi mereka dalam proses pembelajaran. Bidang studi HMP maupun Hukum Keperdataan (yang sekarang telah berkembang menjadi salah satunya Hukum Ekonomi dan Teknologi) menjadi saksi betapa Ibu Heri kerap didatangi oleh para alumni yang sekadar sowan untuk bertegur sapa dan melepas kerinduan dengan beliau.
Salah satu kemampuan yang membuat Ibu Heri begitu istimewa adalah keterampilannya dalam mengelola hal-hal administratif. Di kalangan dosen, ini adalah keterampilan yang sering kali dianggap menantang, namun Ibu Heri melakukannya dengan begitu cekatan dan teliti. Beliau mampu menyusun, mengelola, dan mengatur berbagai tugas administratif dengan sangat efisien, memastikan setiap detail terselesaikan dengan rapi dan tepat waktu. Kemampuan beliau ini yang membuatnya pernah dimandatkan sebagai Sekretaris Pimpinan (1997-1999), Sekretaris Fakultas (2004-2005), Manajer Umum (2008-2014), bahkan sebagai Koordinator Protokol untuk Acara Wisuda di tingkat Universitas Indonesia selama lebih dari 15 tahun. Figur Ibu Heri yang energik, ramah, dan selalu tampil apik menjadikan beliau sosok yang tepat untuk mewakili semangat profesionalisme yang tinggi dan kerapian dalam setiap aspek penugasan. Kepribadian beliau mencerminkan keseimbangan antara ketegasan dan kehangatan, yang membuatnya menjadi figur panutan dalam lingkungan akademik dan sosial.
Selain itu, Ibu Heri juga dikenal karena kecintaannya pada keapikan dan kerapian. Baik dalam kehidupan profesional maupun pribadi, beliau selalu menunjukkan perhatian yang besar terhadap detail, memastikan bahwa setiap tugas dan tanggung jawab dilaksanakan dengan standar yang tinggi. Bagi beliau, kerapian adalah cerminan dari ketertiban dan disiplin yang merupakan bagian integral dari keberhasilan dalam segala hal. Di luar kelas dan tugas administratif, Ibu Heri adalah pribadi yang ramah dan selalu menyebarkan keceriaan. Beliau dikenal di kalangan rekan-rekannya sebagai seseorang yang selalu siap membantu, baik dalam urusan profesional maupun pribadi. Tak jarang, obrolan santai di ruang dosen menjadi semakin hidup dengan kehadiran beliau yang selalu penuh dengan cerita-cerita menarik dan canda tawa. Energi positif yang beliau bawa ke dalam setiap interaksi membuatnya disayangi oleh banyak orang di lingkungan fakultas, mulai dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan hingga para petugas keamanan. Salah satu hal yang paling dikenang dari Ibu Heri adalah kecintaannya pada memasak.
Beliau memiliki kemampuan yang luar biasa di dapur, dan sering kali berbagi hasil masakannya dengan kolega-kolega di fakultas. Dua di antara menu favorit yang sering disajikan oleh beliau adalah cumi hitam dan gulai tahu. Rasa masakan beliau tak hanya menggugah selera, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang selalu beliau ciptakan. Melalui masakan-masakannya, beliau selalu menemukan cara untuk mendekatkan hati-hati koleganya, baik dalam suasana formal maupun santai.
Kepergian Ibu Heri meninggalkan kekosongan yang rasanya sulit digantikan. Namun, warisan yang beliau tinggalkan melalui dedikasinya pada pendidikan, keahlian administratifnya yang luar biasa, kecintaan pada keapikan dan kerapian, serta kenangan-kenangan manis di meja makan, akan terus hidup di dalam hati kami. Semangat dan nilai-nilai yang beliau tanamkan akan selalu menjadi panduan bagi kami dalam melanjutkan perjuangan dan pengabdian di dunia pendidikan.
Selamat jalan, Ibu Heri. Selamat menuju keabadian, selamat berkumpul kembali dengan kekasih hati. Ibu berpulang tepat di tanggal pernikahan, sebuah momen yang begitu indah, seakan menjadi cara Ibu menuntaskan kerinduan yang begitu mendalam. Momen ini mengingatkan kami betapa dalamnya cinta dan ketulusan yang Ibu miliki, bahkan hingga akhir hayat. Terima kasih, Ibu, atas segala cinta, dedikasi, dan kenangan yang telah Ibu tinggalkan. Ibu Heri akan selalu hidup di hati kami.