Napak Tilas dan Refleksi atas Sumbangsih Pemikiran Prof. Tapi Omas Ihromi dalam
“Antropologi Hukum” dan “Gender dan Hukum” di Indonesia
Bidang Studi Hukum, Masyarakat dan Pembangunan Fakultas Hukum Universitas Indonesia bekerjasama dengan Pusat Kajian Hukum Adat Djojodigoeno Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Memorial Seminar Napak Tilas dan Refleksi atas Sumbangsih Pemikiran Prof. Tapi Omas Ihromi dalam “Antropologi Hukum” dan “Gender dan Hukum” di Indonesia pada Kamis, 11 Oktober 2018 di Ruang Multimedia S&T FHUI, Kampus UI Depok.
Bulan Agustus, tepatnya tanggal 5 Agustus 2018, Indonesia terutama FHUI berduka atas berpulangnya Prof. Tapi Omas Ihromi-Simatupang, S.H., MA (1930-2018). Wanita pertama yang menjadi Guru Besar di FHUI ini, merupakan salah seorang perintis kajian wanita/gender di Indonesia bersama Prof. Saparinah Sadli yang telah tekun menghidupkan pendidikan hukum yang mengedepankan kepentingan masyarakat.
Dalam bidang kajian Antropologi Hukum. Selama kurun waktu itu, beliau menghasilkan tulisan-tulisan yang beberapa diantaranya menjadi rujukan utama di bidangnya. Misalnya
dua buku terbitan Yayasan Obor Indonesia, yang masing-masing berjudul Antropologi dan Hukum (1984) dan Antropologi Hukum: sebuah bungai rampai (1993). Kedua buku ini telah menjadi penjelas yang baik bagi siapapun yang hendak berkenalan dengan kajian Antropologi Hukum.
Selain untuk untuk memperingati jasa dan sebagai ungkapan terimakasih kepda Prof Tapi Omas Ihromi, memorial seminar ini bertujuan untuk merefleksikan pemikiran-pemikiran Prof. Tapi Omas Ihromi mengenai hukum dan kebudayaan, hukum dan gender serta mendiskusikan pengembangan-pengembangan lebih lanjut dari pemikiran-pemikiran Prof. Tapi Omas Ihromi untuk kemajuan kajian Hukum dan Antropologi di Indonesia.
Menghadirkan narasumber, yaitu Dr. Edy Ikhsan (Universitas Sumatera Utara), Dr. Rikardo Simarmata (Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Sulistyowati Irianto (Universitas Indonesia) Sri Wiyanti Eddyono, Ph.D (Universitas Gadjah Mada), Titik Kartika (Universitas Bengkulu) dan Dr. Lidwina Inge Nurtjahjo (Universitas Indonesia).