Kamis, 22 Agustus 2019 Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) 2019 mengundang beberapa alumni FHUI yang menjadi ahli profesi diberbagai bidang, yakni salah satunya Najwa Shihab, S.H., LL.M. Dalam talkshow yang mengusung tema “Keprofesian” Najwa Shihab atau yang lebih dikenal “Nana” memberi pesan kepada mahasiswa-mahasiswi baru FHUI 2019 bahwa sejatinya pilihan kampus tidak membatasi pilihan karir.
“Pertama adik-adik pilihan kampus tidak membatasi pilihan karir. Jangan merasa masuk fakultas hukum (UI) itu otomatis akan menjadi a, b, c, atau d, ya kalau dihukum pasti pilihannya menjadi hakim, jadi jaksa, dan pengacara. Jadi memang ada alternatif profesi yang lebih konkrit tetapi jangan batasi pada hal-hal itu. Apakah artinya pembelajaran di fakultas hukum (UI) tidak terpakai, jauh dari itu.” ujar Najwa Shihab
Menurut Najwa Shihab, subtansi di dalam hukum yang didapat dan dipelajari selama empat tahun menjadi mahasiswa FHUI membantu menjadi profesi yang ia geluti sekarang, sebagai jurnalis selama hampir 20 tahun dan dua tahun terakhir sebagai pendiri media.
“Subtansi legal hukum misalnya, kita tahu pada saat meliput hukum atau apa bedanya tersangka terdakwa dan pidana, kita tahu yayasan dan PT, apa bedanya grasi dan amnesti. Jadi ada istilah-istilah subtansi hukum dasar yang kita pelajari dan itu membantu ketika saya melakukan tugas-tugas peliputan. Selain subtansi legal hukumnya, bagaimana kita mempelajari itu dan menyiapkan saya untuk melakukan atau berkecimplung diprofesi ini” tambah Najwa.
Najwa Shihab mengaku bahwa belajar hukum itu membantu mengumpulkan suatu ide yang berserakan serta dapat memisahkan mana argumen yang relevan mana yang tidak. Proses pembalajaran di dunia hukum juga dapat memformulasi dan mengartikulasikan ide secara lebih jelas, baik dalam pemilihan kata atau diksi yang berbeda.
“Tayalah pada Pak Hakim, pasal dengan kata tertentu pemberatan hukuman atau apapun itu bisa lain. Artinya, hukumannya konsekuensinya dan belajar itu membuat kita menjadi lebih berhati-hati mencerna informasi. Kemudian ketika kita harus berargumen logika berpikirnya yang selalu dilatih itu juga akan membuat kita bisa lebih jelas. Bukan hanya tahu proses peraturan perundang-undangan tapi juga tahu bagaimana menutup lubang masalah atau mencari lubang masalah. Tapi proses lah yang menyiapkan kita untuk bisa berpikir kritis untuk bisa memilih-memilah informasi, dan yang paling penting untuk bisa memformulasikan itu menjadi sesuatu yang jelas dan terang. Itu semua bisa kita dapatkan kalau kita belajar kerangka cara berpikir secara logika dan cara berpikir sebagai mahasiswa hukum.” Pesan Najwa Shihab untuk Mahasiswa FHUI 2019
Kemudian Najwa Shihab bercerita bagaimana ia menjadi jurnalis yang dikenal karena cara bicaranya yang lugas. Najwa mengaku, profesi itu ia dapatkan saat menjadi mahasiswa semester akhir di FHUI.
“Dulu niatnya ingin menjadi jaksa, hakim atau pengacara tapi kemudian terjerumus melakukan hal yang lain di semester akhir di fakultas hukum.Saya dapat kesempatan magang di RCTI waktu itu dan pengalaman magang yang selama tiga bulan membuat saya mengubah rencana hidup, padahal sebelumnya saya sudah sempat diterima disalah satu law firm. Pengalaman menjadi wartawan terutama wartawan yang ditugaskan untuk banyak meliput sebuah peristiwa hukum dan politik itu membuat saya banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan.” tutup Najwa Shihab
Selain Najwa Shihab, ada pula pembicara lain yang turut hadir untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa FHUI 2019, seperti Tony Wenas, S.H. (Direktur PT Freeport), Ramon Wahyudi, S.H., M.H., dan Ashoya Ratam, S.H., M.Kn sebagai pembicara talkshow “Keprofesian”.