Jum’at, 20 Mei 2016, bertempat di Auditorium Djokosoetono Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Mata Kuliah Hukum Islam menghadirkan Dr. Maneger Nasution, selaku Komisioner Komnas HAM RI sekaligus Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kuliah umum ini mengangkat tajuk, “LGBT dan HAM dalam Perspektif Hukum Islam”.
Maneger mengatakan bahwa HAM bukanlah persoalan baru, hanya saja baru dikodifikasikan pada tahun 1948 yang ditandai dengan lahirnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang disebut juga DUHAM 1948. DUHAM setidaknya berisi ketentuan tentang hak individu (sipil dan politik), serta hak ekonomi, sosial dan budaya. Maneger mengungkapkan DUHAM yang berisi 30 pasal tersebut ada yang mengatur hak dengan sangat rinci dan ada pula yang tidak rinci/samar-samar.
Maneger mengatakan bahwa salah satu ketentuan yang masih samar-samar adalah Pasal 16 DUHAM. Pasal 16 ini berisi ketentuan hak untuk menikah dan berkeluarga. Namun, tidak ada indikasi yang jelas tentang kebolehan pernikahan sesama jenis. Karena tidak adanya kebolehan pernikahan sejenis itu, maka untuk negara yang telah meratifikasi seperti Indonesia peraturan yang menjadi payung hukum negara itu adalah hukum nasionalnya.
Sementara itu, dalam Islam, hak berkeluarga telah diatur, demikian pula halnya dengan pernikahan termasuk para pihaknya. Pasangan yang dimaksud adalah laki-laki dan perempuan, bukan perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan laki-laki. Selain itu, Manager menekankan bahwa negara Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila adalah negara yang berketuhanan, dan dari agama apapun yang ada di Indonesia tidak ada satu pun yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
KLM
