Perhelatan akbar Days of Law Career (DOLC) kembali digelar pada 19-23 Februari 2018. Kegiatan yang bertemakan reach out the opportunity ini betujuan memberikan gambaran kepada para mahasiswa dan alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) untuk berkarier di dunia hukum sekaligus sebagai ajang penjaringan pekerja bagi firma hukum, instansi pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat maupun pekerjaan di sektor publik lainnya. Kesempatan bagi para mahasiswa maupun alumni dibuka sebesar-besarnya untuk melamar pekerjaan baik untuk bekerja maupun magang.
Beragam firma hukum yang terlibat dalam bursa kerja pada DOLC 2018 ini seperti Assegaf Hamzah & Partners (AHP), Sumadipraja & Taher (S&T), Lubis Ganie & Surowidjojo (LGS), Ginting & Reksodiputro, Rahayu & Partners, Ali Budiarjo Nugroho & Reksodiputro (ABNR), Soewito Suhardiman Eddhymurthy Kardono (SSEK), Nurjadin Sumono Mulyadi & Partners (NSMP), Widyawan & Partners, Hadiputranto Hadinoto & Partners (HHP), Bahar & Partners, Hanafiah Ponggawa & Partner, Armand Yapsunto Muharamsyah & Partner, Hiswara Bunjamin & Tanjung.
Tidak hanya menggandeng sederet firma hukum, DOLC kali ini turut menghadirkan Ombudsman, Bawaslu, Vrije University, Leiden University, Hukumonline, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), The Indonesian Capital Market Institute (TICMI), Erasmus, LBH Jakarta, LBH Masyarakat, LBH Mawar Saron dan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK).
Yang menarik dalam kegiatan DOLC kali ini adalah para mahasiswa dan alumni FHUI mulai didorong untuk mewarnai berbagai aspek lapangan pekerjaan hukum di sektor publik, bukan hanya menumpuk minat pada sektor swasta seperti bekerja di perusahaan (legal corporate) dan bekerja di firma hukum. Terlebih dewasa ini insentif pada pekerjaan di sektor publik juga cukup menjanjikan, sehingga mahasiswa FHUI perlu mendominasi sektor tersebut.
“Alumni FHUI hendaknya mulai melek terhadap bidang di sektor publik”, itu pesan Ahmad Fikri Assegaf (Founding Partner AHP) kepada perwakilan ILUNI FHUI, Choky Ramadhan, saat memberikan sambutan pada pembukaan DOLC 2018, Senin (19/2).
Wakil Dekan FHUI Ismala Dewi menambahkan bahwa langkah untuk menjajaki sektor publik juga harus diperhatikan mahasiswa FHUI, sehingga tidak hanya berkutat pada peminatan advokat. Ismala juga cukup bangga karena tahun ini sebanyak 80 orang mahasiswa FHUI lulus sebagai calon hakim (cakim). Menurutnya, ini merupakan langkah yang baik agar para mahasiswa mulai mewarnai berbagai sektor publik.
Ismala juga berpesan pentingnya seluruh mahasiswa serta lulusan FHUI untuk memperhatikan integritas. “Ikutilah falsafah ikan di laut, sekalipun laut itu asin, namun ikan tak lantas asin hanya karena air lautnya asin,” ujar Ismala.
Salah seorang jaksa yang merupakan alumni FHUI, Gatot Tri Rahmanto, mengungkapkan harapannya agar para mahasiswa dan alumni FHUI juga tertarik bekerja di sektor pemerintahan. Namun sebaran minat pekerjaan alumni maupun mahasiswa FHUI hendaknya proporsional. Di samping sebagai jaksa dan pengacara, kata Gatot, mahasiswa juga bisa masuk ke LSM-LSM, instansi pemerintahan atau bahkan menjadi dosen.
“Bila semua lulusan FHUI semuanya bekerja di law firm maka siapa yang dibela? Sebaliknya, jika semuanya bekerja sebagai jaksa siapa yang akan membela,” ujar Gatot mencontohkan.
Sebaliknya, Danu Ega seorang alumni FHUI yang pernah bekerja sebagai lawyer di kantor hukum Meli Darsa & Co, dan sekarang bekerja sebagai dosen di LSPR dan ESMOD. Dia menyarankan bagi mahasiswa atau alumni FHUI yang ingin berpindah-pindah pekerjaan agar mengambil pekerjaan di sektor swasta. Soalnya, pekerjaan di lingkungan pemerintahan atau sebagai PNS, seperti hakim atau jaksa akan terikat dengan negara, sehingga lebih sulit untuk berpindah-pindah pekerjaan.
Danu tidak menampik memang tidak semua orang di tahun pertamanya bekerja mendapatkan pekerjaan yang diimpikan, sehingga sah-sah saja jika para lulusan baru berpindah-pindah pekerjaan dalam tahun pertama tersebut.
“Asalkan kewajibannya di pekerjaan sebelumnya telah terselesaikan dengan baik, ilmu yang ingin ia dapatkan di pekerjaan sebelumnya dirasa sudah cukup serta hubungan baik dengan kantor sebelumnya tetap terjaga,” kata Danu.
Alumni FHUI lainnya, Yohan Misero yang bekerja di LBH Masyarakat memberikan tips kepada peserta talkshow agar alumni FHUI harus tahu betul kepentingan apa yang ingin diperjuangkan sebelum memilih pekerjaan.
“Saat kita tahu kepentingan siapa yang kita perjuangkan, maka dengan sendirinya kita akan sadar bahwa keadilan itu subjektif sehingga kita akan tergiring untuk menemukan pekerjaan yang kita inginkan,” kata Yohan.