Akhir-akhir ini Kedaulatan RI diuji dengan berbagai pelanggaran yang dilakukan negara asing. Sebelumnya agen intelijen Jerman yang mendatangi markas Front Pembela Islam (FPI), dan kini heboh ada negara tertentu yang menempatkan drone bawah laut.
Benda mencurigakan itu ditemukan nelayan di dekat Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Saat ini drone berukuran cukup besar itu telah diamankan TNI AL dan dalam penyelidikan lebih lanjut.
Terkait itu, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menuturkan, jika nantinya kasus ini terungkap, maka Kementerian Luar Negeri (Kemlu) harus melakukan protes diplomatik keras terhadap negara yang memiliki drone tersebut.
“Protes keras dan tindakan tegas ini dilakukan terlepas apakah negara tersebut adalah negara sahabat, bahkan adanya ketergantungan Indonesia secara ekonomi,” katanya, Minggu 3 Januari 2021
Hikmahanto berharap Kemlu bisa mengambil sikap atas beberapa kasus yang terjadi belakangan ini. Ia bilang jangan sampai terulang aksi intelijen Jerman mendatangi markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
“Jangan sampai terulang kembali insiden atas agen intelijen Jerman. Kemlu hanya puas dengan klarifikasi Kedubes Jerman dan agen tersebut dipulangkan oleh Kedubes tanpa ada protes diplomatik,” jelas Hikmahanto.
Menurutnya, Kemlu harus melakukan tindakan yang lebih tegas lainnya bila kegiatan mata-mata terkuak.
“Ini semua dilakukan agar diplomasi untuk mempertahankan kedaulatan NKRI benar-benar diperankan oleh Kemlu,” jelas Rektor Universitas Jenderal A Yani tersebut.
Lebih lanjut, ia menambahkan dengan kejadian beberapa kali ini jangan sampai Indonesia dianggap lemah. Bahkan mudah untuk diajak berkompromi saat tindakan mata-mata yang dilakukan oleh negara lain terkuak.
Sebelumnya, seorang nelayan bernama Saeruddin menemukan sebuah benda yang didiga kuat merupakan Drone pengintai di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Ia menemukan benda tersebut saat hendak menangkap ikan.
Dari hasil temuan itu, Saeruddin langsung memberikan kepada aparat keamanan baik Polri maupun TNI AL.
Jalur penemuan Drone tersebut merupakan jalur perairan tersibuk di Indonesia. Sementara dua Drone Pengintai lainnya ditemukan di dekat selat Sunda dan wilayah Lombok.