Pada hari Senin, 25 Agustus 2025, bertempat di Gedung Capital Place lantai 38, dua pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Profesor Dr. Yetty Komalasari Dewi, S.H., M.L.I., dan Togi Pangaribuan, S.H, LL.M., menjadi pembicara dalam acara yang diadakan oleh Shanghai International Arbitration Center bekerja sama dengan Badan Arbitrase Nasional Indonesia, Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia, China Chamber of Commmerce in Indonesia dan Indonesian Chinese Entrepreneur Association.
Prof. Yetty dan Togi berbagi panel dengan Wakil Ketua BANI, Profesor Huala Adolf dari Universitas Padjajaran dan juga para ahli arbitrase dari Republik Rakyat Tiongkok, Zhao Fang dari kantor hukum Hui Zhong dan juga court member dari International Chamber of Commerce dan Yun Zhi dari kantor hukum King & Wood Mallesons. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Dr. Rundong Liu yang merupakan Kepala Perwakilan Singapore International Arbitration Centre di RRT.
Dalam diskusinya, Prof Yetty menyampaikan pandangan mengenai pentingnya memperhatikan dampak diskusi UNCITRAL Working Group III on Investor-State Dispute Settlement Reform terhadap perkembangan arbitrase komersial dan khususnya arbitrase investasi. Prof. Yetty khususnya mencermati pandangan mengenai third-party funding dan reformasi terhadap sistem ISDS yang telah diusulkan oleh Indonesia kepada UNCITRAL sejak beberapa tahun yang lalu. Togi menyampaikan perkembangan penyelesaian sengketa melalui arbitrase di bidang olahraga pasca Undang-Undang No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan dan Permenpora 14 Tahun 2024. Dalam pertanyaan lanjutan, Togi juga menyampaikan mengenai perubahan terhadap Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 100/PUU-XXII/2024 di mana Togi merupakan pemohon dalam putusan tersebut.
