Center for Environmental Law and Climate Justice Fakultas Hukum Universitas Indonesia (CELCJ FHUI) berkolaborasi dengan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) menyelenggarakan workshop hukum perubahan iklim pada 20 – 23 Agustus 2023 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Workshop ini dihadiri oleh 25 orang peserta terpilih yang berasal dari fakultas hukum di Indonesia, di antaranya: Universitas Riau, Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Padjajaran, Universitas Parahyangan, Universitas Sebelas Maret, Universitas Airlangga, Universitas Mataram, Universitas Mulawarman, Universitas Hassanudin, Universitas Pattimura, Universitas Khairun, dan Universitas Musamus.
Dalam sambutannya, Dekan FHUI, Dr. Parulian Paidi Aritonang, S.H., LL.M., MPP menyatakan bahwa tri dharma perguruan tinggi memiliki peran penting dalam merespon perubahan iklim. Contohnya dalam bidang pendidikan, mata kuliah hukum perubahan iklim telah diadopsi sebagai mata kuliah pilihan dalam kurikulum Fakultas Hukum Universitas Indonesia 2013. Mata kuliah ini telah diikuti oleh mahasiswa dari lintas fakultas, seperti Fakultas Teknik dan FMIPA, bahkan lintas universitas, seperti dari Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. “Dengan semakin banyaknya peminat mata kuliah ini, kita dapat berharap bahwa diskursus multi disiplin yang kental dalam pengendalian perubahan iklim akan semakin bergema di tingkat universitas,” pungkasnya.
Kegiatan ini membahas isu-isu penting dan terkini dalam hukum perubahan iklim, seperti perkembangan sains perubahan iklim serta hukum perubahan iklim internasional dan aplikasinya di Indonesia, peran instrument lingkungan dari pendekatan command and control, dan litigasi perubahan iklim. Materi-materi tersebut dibawakan oleh berbagai narasumber dari universitas manca negara dan dan nasional, yaitu: Prof. John E. Bonine; Prof. Ben Boer; Prof. Dr. Christina Voigt; Dr. Mark Chernaik; Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M.; Prof. Dr. M. R. Andri Gunawan Wibisana, S.H., LL.M.; Laode M. Syarif, S.H., LL.M. Ph.D.; Josi Khatarina, S.H., LL.M., Ph.D.; Dr. Maret Priyatna, S.H., M.H.; Dr. Totok Dwi Diantoro, S.H., M.A., LL.M.; Raynaldo G. Sembiring, S.H., M.Fil. Lebih jauh lagi, peserta diajak ekskursi ke Pulau Pari untuk mengamati dampak perubahan iklim yang terjadi serta berdiskusi dengan masyarakat yang mengajukan gugatan terhadap Holcim.
