Depok, 30 Mei 2022 – Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD secara daring dengan mengangkat topik “Ketahanan Siber Dalam Konteks Ketahanan Nasional” (30/05). Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber Dr. Edmon Makarim (Dekan FHUI), Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian (Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Marsda TNI (Purn.) Baskoro Arianto (Tenaga Profesional Lemhanas), serta Ajar Edi dan Panji Wasmana (Direktur Corporate Affairs dan CTO Microsoft Indonesia). Diskusi dipandu oleh moderator Dr. Henny Marlyna dari FHUI.
Seluruh narasumber sepakat bahwa keamanan siber sangat penting bagi ketahanan nasional Indonesia. Selain itu, seluruh narasumber juga sepakat bahwa aspek hukum dan kebijakan berpengaruh besar terhadap kualitas keamanan siber Indonesia.
Dekan FHUI, Dr. Edmon Makarim menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi siber tidak dapat lepas dari kaitannya dengan kepentingan nasional tiap negara. Oleh karena itu, Indonesia harus menjaga kedaulatan dan kepentingan bangsa dan negara di ranah siber, khususnya dengan memberi perhatian yang besar pada aspek kedaulatan dalam pelindungan data dan penegakan hukum terhadap berbagai serangan dan kejahatan siber. Selain itu, perlu ada pula kejelasan pertanggung jawaban hukum terkait potensi risiko dari kerentanan produk siber. Beliau juga menekankan bahwa penguatan kerangka hukum di tingkat Undang-Undang perlu diprioritaskan untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negara Indonesia di ranah siber.
Kepala BSSN, Letjen TNI (Purn.) Hinsa Siburian menyampaikan bahwa BSSN telah mengambil berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas keamanan siber Indonesia. BSSN telah melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kemandirian teknologi siber nasional dan meningkatkan kualitas respon terhadap berbagai insiden siber, yaitu diantaranya melalui penguatan National Security Operations Center (NSOC) dan pembangunan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk sektor pemerintahan dan privat.
Narasumber dari Lemhanas, Marsda TNI (Purn.) Baskoro Alrianto, menyampaikan bahwa keamanan siber merupakan bagian dari salah satu isu strategis ketahanan nasional khususnya pada aspek transformasi digital. Selain keamanan siber, isu strategis ketahanan nasional lain dalam lingkup transformasi digital meliputi aspek mengenai ekonomi 4.0, infrastruktur digital, dan pertahanan siber. Pada akhir paparannya beliau menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan ketahanan nasional yang tangguh diperlukan pembangunan ketahanan siber nasional, melalui kebijakan ketahanan siber.
Ajar Edi dan Panji Wasmana dari Microsoft Indonesia mengetengahkan bahwa pemulihan ekonomi dan meningkatkan ketahanan ekonomi pasca pandemi COVID-19 terkait erat dengan keamanan siber. Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi digital di era pandemi, potensi risiko akibat banyaknya serangan siber juga meningkat. Beliau menyampaikan bahwa kontribusi Microsoft untuk meningkatkan kualitas keamanan siber diantaranya telah dilakukan melalui berbagai inovasi teknologi dan peningkatakan kapasitas sumber daya manusia. Aliansi antara pelaku usaha, pemerintah, dan akademisi juga dipandang sangat penting untuk meningkatkan kualitas ketahanan siber nasional.
Pada akhir FGD, seluruh narasumber sepakat bahwa dibutuhkan adanya kebijakan keamanan dan ketahanan siber yang lebih menyeluruh dan mempertimbangkan aspek teknis teknologi dan juga aspek sosial ekonomi. Diharapkan juga bahwa kebijakan keamanan dan ketahanan siber Indonesia dapat melibatkan multi stakeholder dari pemerintah, industri, akademisi dan juga masyarakat. Ini agar kebijakan tersebut dapat tercipta dengan tepat sasaran dan memiliki dampak yang besar.