"VOX POPULI VOX DEI" Suara Rakyat adalah Suara Tuhan.

Alumni FHUI, Andhika Sudarman Cetak Sejarah di Universitas Harvard AS

Fakultas Hukum Universitas Indonesia > Berita > Alumni FHUI, Andhika Sudarman Cetak Sejarah di Universitas Harvard AS

Menyelesaikan pendidikan di luar negeri tidak lah mudah, apalagi di tengah situasi pandemi virus corona (Covid-19) saat ini. Namun, hambatan itu berhasil dilalui oleh seorang mahasiswa Indonesia, yang menyelesaikan pendidikannya secara prestisius di universitas paling bergengsi di Amerika Serikat, yaitu Harvard University.

Tak hanya itu dia bahkan didaulat sebagai pemuda Indonesia pertama yang terpilih untuk berpidato di wisuda Harvard Law School beberapa waktu lalu. Dia adalah Andhika Putra Sudarman, pemuda asal Tanjungpinang, Kepulauan Riau.   
   
Berkuliah Harvard University AS dapat dikatakan sebagai cita-cita hampir seluruh mahasiswa di dunia. Setiap tahun sekolah hukum di universitas itu, yaitu Harvard Law School, menerima hanya sekitar 800 mahasiswa yang berasal dari seluruh dunia. 

Tahun ini, Andhika Putra Sudarman adalah satu-satunya orang Indonesia yang lulus dari program S-2 Harvard Law School, yang dikenal sebagai almamater mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tidak hanya itu, Andhika yang masuk katagori “Harvard Law School’s Class Marshal” ini lulus dengan penghargaan “Harvard Law School’s Dean’s Award” dan memberikan pidato di hari kelulusan Harvard Law School mewakili kelas angkatan “Class of 2020” pada 28 Mei 2020. 

“Prestasi ini tentu bukan hanya merupakan kebahagiaan bagi diri sendiri, tetapi juga kebanggaan bagi keluarga dan Indonesia,” ungkap Andhika, yang kini sah bergelar Master of Laws (LL.M). 

Di tengah pandemi Covid-19, upacara wisuda terpaksa dilakukan secara daring (online). Namun kondisi itu tidak melunturkan rasa bangga Andhika untuk tetap berpidato online dan didokumentasikan dengan baik oleh pihak universitas. “Saya shooting pidatonya di dekat perpustakaan. Senang mengetahui orang tua dan keluarga saya di Tanjungpinang bahagia melihat saya berpidato di acara kelulusan itu walau mereka tidak bisa pergi ke AS karena kondisi pandemi saat ini,” ungkap Andhika, yang telah kembali ke Tanah Air awal Juni lalu.

Raihan di AS ini menambah sederet prestasi yang telah diukir Andhika. Lulusan SMA Negeri 1 Tanjungpinang itu sebelumnya masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia melalui Ujian Tertulis tahun 2011. Di UI, dia menyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Berprestasi) Tingkat Nasional Tahun 2014. 

Andhika pun bersyukur bisa mengukir sejarah sebagai anak muda Indonesia yang pertama memberikan pidato di hari kelulusan Harvard Law School sejak berdiri pada tahun 1817 silam. “Saya cukup beruntung karena sudah banyak senior sebelum saya yang membagikan pengalaman mereka, sehingga saya pun bisa memaksimalkan waktu saya di sini. Saya juga di sini berkat LPDP, pajak masyarakat Indonesia. Kalau saya tidak benar-benar memanfaatkannya, saya merasa bersalah pada rakyat-rakyat yang mau makan saja susah,” Andhika menjelaskan.

Sejumlah keterbatasan dan tantangan yang pernah dilalui menjadi modal kuat bagi Andhika untuk meraih prestasi “go international” di Negeri Paman Sam. “Dulu saya pergi ke Jakarta untuk kost sendiri, bimbel 3 bulan berharap bisa diterima di UI. Siapa sangka, perjuanganku mengantarkan saya tidak hanya kepada UI, tetapi juga ke Harvard,” ujarnya. 

Padahal, 10 tahun yang lalu, dia mengaku bermimpi pun tidak berani untuk berkuliah di situ. “Istilahnya, mimpi aja nggak nyampe. Tetapi lihat saya sekarang, tidak hanya lulus tetapi mendapatkan berkat yang luar biasa. Dari situ saya belajar, hidup harus berjuang keras demi impian, dan tidak mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai. Saya (adalah) buktinya,” ujarnya.

Pengalaman di Harvard 

Dia pun bercerita masa-masa berkuliah di Harvard. Sejak awal kuliah, Andhika sudah terpilih untuk menjadi “Class Marshal” di angkatannya. Hanya terdapat 6 orang Class Marshal (perwakilan kelas yang dipilih melalui eleksi) yang mewakili sekitar 800 orang. 

“Jujur, awalnya hanya bercanda untuk hendak ikut pemilihan karena mengetahui tingkat kesulitannya. Kan ini pemilihannya berdasarkan seleksi, jadi saya yang merupakan satu-satunya orang Indonesia sudah pasti memiliki peluang yang rendah,” ujarnya. 

Dia juga mendengar bahwa setiap tahun yang terpilih adalah orang Amerika dan Amerika Latin. “Namun, Indah Shafira (S2 Harvard), teman dekat saya di sini mengingatkan bahwa selain keren (Class Marshal memiliki keistimewaan untuk berjalan di barisan paling depan ketika lulus dan membawa bendera Harvard Law School, jika saya berhasil maka itu pasti akan membuat bangga teman-teman dari Indonesia, sekaligus bisa membawa nama baik Indonesia. Saya pun menjadi semakin semangat mengikuti pemilihannya,” ungkap Andhika yang juga merupakan bagian dari “Harvard Law School’s First Class Association.”

Sempat memenangkan kompetisi hackaton yang diadakan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjadi pengalamannya yang paling unik. “Hackaton menarik karena produk rekan prosesnya meliputi coding dan modeling, yang merupakan pengalaman baru bagi saya. Beruntungnya saya punya teammate  yang handal, Fransisca Susan (S3 MIT) dan Nadia Amalia (S2 MIT).

Ketika mengerjakan modeling-nya, perbedaan kita memungkinkan kita untuk berpikir kritis, kreatif, dan mempertimbangkan segala kemungkinan. We could think of all the ways to dice and slice the problems. We had to stay up until 5AM and start at 8AM, but again, hard work pays off.” Andhika juga pernah 2 kali menjadi juror di simulasi sidang (mock trial) penerapan sistem hukum Amerika.

Pengalaman unik lainnya termasuk menjadi pembicara dalam American Democratic Debate, acara Harvard Law School yang mensimulasikan debat calon presiden saat itu. “Cita-cita saya dari dulu adalah membuat perubahan fundamental berjangka panjang di sistem pemerintahan. Saya pun menerima tawaran untuk mewakili Joe Biden atas dasar kesadaran bahwa mengikuti debat semacam ini sebagai orang asing, apalagi di depan ruangan yang dipenuhi mahasiswa Harvard Law School, adalah pengalaman sangat berharga yang mungkin tidak akan pernah datang lagi.

Saya akan bisa belajar begitu banyak dari pengalaman ini. Saya mempersiapkannya dengan sangat serius, dan saya bersyukur mendapatkan masukan dari teman saya Dimas Muhamad (S2 Harvard) yang lebih mengerti konstelasi politik di Amerika,” ungkapnya.
 
Di bidang non-akademik, Andhika yang dahulunya Ketua Taekwondo FHUI juga sempat mewakili Harvard University dalam lomba Taekwondo di Brown University dan Princeton University. 

Keluarga Baru 

Andhika mengatakan hal paling berharga yang didapatkannya adalah keluarga baru. Selain mahasiswanya, Andhika mengatakan bahwa pengajar di Harvard Law School benar-benar “gila” kerennya. 

“Mulai dari mantan agen CIA sampai calon presiden, semuanya ada. Proses belajarnya menekankan pada diskusi, dan baik dosen maupun mahasiswa harus siap “diserang” habis-habisan di dalam kelas. Orang sini tidak ada segan-segannya dalam berdiskusi,” ujar dia.

Andhika juga sempat bertamu ke kediaman Elizabeh Warren, Senator dari Negara Bagian Massachusetts sekaligus satu-satunya calon presiden Amerika dari Democratic Party yang juga merupakan mantan pengajar Harvard Law School. Andhika berterima kasih kepada guru dan dosennya. 

“Saya tidak mungkin bisa di sini tanpa guru dan dosen saya. Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah membimbing saya selama ini. Jasa bapak/ibu tidak pernah saya lupakan, dan akan menjadi penyemangat bagi saya untuk suatu saat berbagi kepada generasi yang lebih muda daripada saya.”

Andhika pun berpesan untuk anak muda yang ingin masuk Harvard, “Harus gigih mempersiapkan sejak S1, bahkan jika bisa sejak SMA. Berprestasilah sebisa mungkin, di bidang akademik dan  non-akademik. Punya mentor akan sangat membantu, karena orang awam seperti saya dulu, bahkan rupa esai yang harus ditulis saja tidak yakin.”

Andhika tergolong penulis aktif. Sudah dua buku yang dia hasilkan, yaitu “Masuk PTN itu Gampang?” dan “Kitab Suci Kuliah.” Setelah lulus, Andhika mengaku ingin menghabiskan beberapa bulan ke depan untuk berbagi pengalamannya dengan adik-adik kelasnya yang ingin meningkatkan kapasitas diri.

Sumber: https://www.vivanews.com/berita/dunia/52305-kisah-pemuda-tanjungpinang-cetak-sejarah-di-universitas-harvard-as?medium=autonext

About the author

➖ Kampus UI Depok Jl. Prof. Mr. Djokosoetono, Kampus FHUI Gedung A Depok 16424, Jawa Barat Telepon (021) 7270003, 7863288 Faks (021) 7270052. E-mail: humas-fh@ui.ac.id & lawschool@ui.ac.id ... ➖ Kampus UI Salemba Gedung IASTH Lt. 2, Jl. Salemba Raya No.4, Jakarta 10430 Tel : (021) 31909008 Faks : (021) 39899148
Humas FH UI